Laman

Tampilkan postingan dengan label Diari. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diari. Tampilkan semua postingan

Kehilangan

Bintang pun menghilang di langit malam 30 September. Membawa seluruh angan menghadirkan rindu. Pertemuan ini sangatlah singkat. Meski begitu, ingatan tentang bunga terindah begitu melekat.

Kita tak pernah saling menatap, hanya aku yang memerhatikan. Kita tak pernah berbagi cerita, hanya aku yang menuliskan. Tentang cinta, tentang rindu hanya aku yang rasa.

Aku harap dapat bertemu dengannya kembali. Bukan untuk mengungkapkan rasa, hanya ingin bertanya siapa namanya. Agar dapat aku selipkan dalam do'a malamku. Kepada pemilik angin, kepada pemilik rasa cinta dan rindu ku titipkan dia pada-Mu.

Masih Memikirkannya


Jika seseorang ditanyai apa keinginannya, dia akan menjawabnya dengan antusias. Meskipun terkadang hal itu telah ia miliki. 

Rakus, cemburu akan apa yang dimiliki orang lain, namun dengan positif menjadikannya sebuah motivasi untuk mencapainya. Aku rasa begitu tak apa. Karena dengan begitu hidup lebih bergairah.

Jika seseorang menanyai apa keinginanku, aku masih memikirkannya. Bukan karena tak ada yang diinginkan… aku sendiri tidak tahu apa yang aku inginkan.

Kata temanku, hidupku seperti tak bergairah. Aku menyangkalnya, meskipun aku tak tahu pasti apa artinya. Kata temanku, kecil rasa keinginanku. Aku menyangkalnya, karena aku masih memikirkannya.

Gambaran Penyesalan


Ada hari dimana aku akan mengatakan “kenapa tidak dari dulu…”. Kalimat yang menggambarkan sebuah penyesalan di masa lalu atas diri yang tak pernah menghargai waktu.

Saat itu aku baru sadar betapa tak berharganya apa yang aku lakukan, dulu, betapa berharganya waktu yang aku korbankan. Mungkin juga tak pantas aku menyebutnya pengorbanan, hanya membuang waktu, sia-sia.

Saat itu aku baru sadar, lingkungan dan orang-orang telah berubah, sedangkan aku tidak, hanya tetap sama seperti satu tahun yang lalu, atau lebih parah sepuluh tahun yang lalu, menyedihkan.

Namun aku bersyukur dapat mengucapkan kalimat itu. Ya, aku berharap dapat mengucapkannya suatu saat nanti sebagai penyesalan atas apa yang tak kusadari hari ini, saat ini. Hingga menjadi lebih baik. 

Aamiin.